PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Saham Jepang Turun untuk Sesi Ketiga: Kombinasi Tarif dan Tekanan Sektor Chip
Pasar saham Jepang kembali mengalami tekanan signifikan pada Jumat, 28 Maret 2025, menandai penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor eksternal dan internal, termasuk kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Amerika Serikat, pelemahan sektor semikonduktor, serta dampak dari tanggal ex-dividen akhir tahun fiskal.
Penurunan Indeks Utama
Indeks Nikkei 225 turun sebesar 1,6% menjadi 37.211,81 poin, sementara indeks Topix mengalami penurunan lebih tajam sebesar 1,7% ke level 2.768,67
Dari total 1.692 saham yang tercatat dalam indeks, hanya 194 saham yang mencatat kenaikan, sedangkan 1.456 saham turun dan 42 saham lainnya tidak mengalami perubahan. Ini menunjukkan bahwa tekanan jual terjadi secara luas di seluruh sektor.
Dampak Tarif AS terhadap Sentimen Pasar
Salah satu pemicu utama penurunan pasar adalah kekhawatiran terhadap kebijakan tarif yang sedang digulirkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Rencana untuk mengenakan tarif pada mobil impor memicu ketidakpastian di kalangan investor Jepang, terutama yang memiliki eksposur besar terhadap sektor otomotif dan ekspor.
Masahiro Ichikawa, Kepala Strategi Pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, menyatakan bahwa saham-saham otomotif menjadi sulit dibeli karena risiko penurunan penjualan akibat tarif tersebut. Meskipun pelemahan yen biasanya menjadi katalis positif bagi ekspor, dalam kondisi saat ini, dampaknya tidak sekuat biasanya karena adanya ancaman penurunan permintaan global
Sektor Semikonduktor Tertekan
Selain sektor otomotif, sektor semikonduktor juga mengalami tekanan berat. Indeks Saham Semikonduktor Philadelphia (SOX) mencatat penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut, mencerminkan pelemahan global di sektor teknologi. Penurunan ini turut menyeret saham-saham semikonduktor Jepang, yang memiliki keterkaitan erat dengan pasar AS.
Penurunan indeks Nasdaq dan SOX semalam menjadi sinyal negatif bagi investor Jepang, yang cenderung menghindari saham-saham teknologi dalam kondisi pasar yang tidak pasti. Hal ini memperkuat tren risk-off yang sedang berlangsung di pasar Asia.
Faktor Musiman: Tanggal Ex-Dividen
Penurunan pasar juga dipengaruhi oleh faktor musiman, yaitu tanggal ex-dividen untuk akhir tahun fiskal. Pada hari tersebut, saham-saham yang sebelumnya memberikan dividen tidak lagi mencerminkan nilai dividen dalam harga pasar, sehingga secara teknis harga saham turun. Meskipun ini merupakan fenomena yang rutin terjadi, dalam kondisi pasar yang sudah tertekan, efeknya menjadi lebih signifikan.
Pergerakan Yen dan Dampaknya
Yen Jepang sedikit berubah setelah sebelumnya turun 0,3% terhadap dolar AS. Biasanya, pelemahan yen menjadi pendorong bagi saham-saham eksportir karena meningkatkan daya saing produk Jepang di pasar internasional. Namun, dalam situasi saat ini, pelemahan yen tidak cukup kuat untuk mengimbangi tekanan dari kebijakan tarif dan pelemahan sektor teknologi.
Ichikawa menambahkan bahwa meskipun yen yang lebih lemah biasanya menjadi katalis positif, dalam kondisi penuh risiko seperti sekarang, dampaknya menjadi terbatas. Investor lebih fokus pada risiko penurunan penjualan dan ketidakpastian kebijakan perdagangan global.
Prospek Jangka Pendek
Dengan kombinasi tekanan eksternal dari kebijakan tarif AS, pelemahan sektor teknologi global, dan faktor musiman seperti ex-dividen, pasar saham Jepang menghadapi tantangan besar dalam jangka pendek. Sentimen investor cenderung berhati-hati, dan arus modal kemungkinan akan berpindah ke aset yang lebih aman seperti obligasi atau emas.
Namun, beberapa analis melihat peluang jangka panjang di balik koreksi ini. Jika ketegangan perdagangan mereda dan sektor teknologi mulai pulih, saham-saham Jepang yang saat ini undervalued bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang berorientasi jangka panjang.
Kesimpulan
Penurunan saham Jepang untuk sesi ketiga berturut-turut mencerminkan kompleksitas dinamika pasar global saat ini. Ketidakpastian kebijakan tarif, pelemahan sektor semikonduktor, dan faktor musiman seperti ex-dividen menjadi kombinasi yang menekan sentimen investor. Meskipun ada harapan bahwa pelemahan yen dapat membantu sektor ekspor, dampaknya terbatas dalam kondisi penuh risiko seperti sekarang. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio dalam menghadapi volatilitas pasar yang tinggi
Sumber: Trading Economics, Newmaker.id
No Comments