PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – EUR/USD Melemah: Data Ekonomi AS Kalahkan Sentimen Dovish ECB
Pengantar: Ketegangan Pasar Mata Uang
Pasangan mata uang EUR/USD kembali mengalami tekanan setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan kekuatan yang lebih besar dari perkiraan, mengalahkan sentimen dovish dari Bank Sentral Eropa (ECB). Meskipun ECB memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter, kekuatan data ekonomi AS memberikan dorongan terhadap dolar, membuat euro tertekan dalam perdagangan terbaru
Data Ekonomi AS yang Kuat Jadi Penentu
Salah satu faktor utama yang mendorong pelemahan EUR/USD adalah rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari ekspektasi. Data ketenagakerjaan, belanja konsumen, dan indeks manufaktur menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup tangguh, meskipun ada kekhawatiran perlambatan global. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Khususnya, laporan Non-Farm Payrolls (NFP) menunjukkan penambahan lapangan kerja yang solid, sementara tingkat pengangguran tetap rendah. Selain itu, data inflasi inti tetap berada di atas target The Fed, memberikan alasan bagi bank sentral untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter ketat.
ECB Dovish, Tapi Tidak Cukup Mengangkat Euro
Di sisi lain, ECB menunjukkan sikap dovish dengan mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan. Presiden ECB Christine Lagarde menyatakan bahwa tekanan inflasi di kawasan euro mulai mereda, dan bank sentral siap mengambil langkah-langkah tambahan jika diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, pasar tampaknya tidak terlalu terkesan dengan sinyal dovish ini. Pelaku pasar menilai bahwa langkah ECB belum cukup kuat untuk mengimbangi kekuatan dolar AS. Akibatnya, euro terus melemah terhadap dolar, bahkan setelah pernyataan dovish tersebut dirilis.
Ketidakpastian Global dan Dampaknya terhadap EUR/USD
Selain faktor fundamental, ketidakpastian global juga turut memengaruhi pergerakan EUR/USD. Ketegangan geopolitik, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi Tiongkok, serta potensi kebijakan tarif dari pemerintahan AS menjadi faktor eksternal yang menambah tekanan terhadap euro.
Investor cenderung mencari aset safe haven seperti dolar AS di tengah ketidakpastian ini. Hal ini semakin memperkuat posisi dolar dan menekan mata uang lainnya, termasuk euro.
Analisis Teknikal: Level Kunci EUR/USD
Secara teknikal, EUR/USD menunjukkan pola bearish yang cukup kuat. Pasangan ini menembus level support penting di sekitar 1.0800 dan kini mengincar area 1.0700 sebagai target berikutnya. Indikator RSI dan MACD juga menunjukkan momentum negatif, memperkuat sinyal penurunan lebih lanjut.
Namun, jika terjadi rebound teknikal, resistance terdekat berada di kisaran 1.0850 hingga 1.0900. Kenaikan di atas level ini diperlukan untuk mengubah sentimen jangka pendek menjadi netral.
Prospek Ke Depan: Fokus pada Data dan Kebijakan
Ke depan, pelaku pasar akan terus memantau data ekonomi utama dari AS dan zona euro, termasuk inflasi, pertumbuhan PDB, dan data tenaga kerja. Selain itu, pernyataan dari pejabat The Fed dan ECB akan menjadi petunjuk penting arah kebijakan moneter selanjutnya.
Jika data AS terus menunjukkan kekuatan, maka tekanan terhadap EUR/USD kemungkinan akan berlanjut. Sebaliknya, jika data zona euro mulai menunjukkan perbaikan atau ECB mengambil langkah agresif, euro bisa mendapatkan kembali sebagian kekuatannya.
Kesimpulan
Pelemahan EUR/USD mencerminkan dominasi kekuatan ekonomi AS atas sinyal dovish dari ECB. Meskipun ECB berusaha mendukung pertumbuhan dengan kebijakan pelonggaran, pasar lebih fokus pada kekuatan data AS yang mengindikasikan bahwa The Fed belum akan melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat. Dalam kondisi seperti ini, dolar tetap menjadi pilihan utama investor, sementara euro harus berjuang keras untuk mempertahankan posisinya.
Sumber: Fxstreet, ewfpro
No Comments