Blog

PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Harga Minyak Mentah Tertekan oleh Kekhawatiran Permintaan Global

00:57 24 September in Commodity
0 Comments
0

Pada 23 September 2024, harga minyak mentah dunia kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang merupakan patokan harga minyak Amerika Serikat, turun sebesar 0,9% dan ditutup pada harga $70,4 per barel. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi global yang menciptakan ketidakpastian terhadap permintaan minyak dalam waktu dekat.

Perlambatan Permintaan dari Tiongkok

Salah satu kekhawatiran utama yang memengaruhi penurunan harga minyak adalah potensi perlambatan permintaan dari Tiongkok. Sebagai konsumen energi terbesar di dunia, Tiongkok memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas harga minyak global. Data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Tiongkok, terutama di sektor manufaktur dan konstruksi, terus melemah. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa negara tersebut mungkin akan mengurangi impor minyak mentah, sehingga memberikan tekanan negatif pada harga.

Seiring dengan itu, upaya pemerintah Tiongkok untuk merangsang perekonomian belum memberikan dampak yang signifikan. Meskipun berbagai kebijakan stimulus telah diluncurkan, tantangan struktural seperti tingkat utang yang tinggi dan perlambatan pertumbuhan di berbagai sektor ekonomi tetap menjadi kendala bagi pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

Dampak Ekonomi Zona Euro

Di sisi lain, situasi ekonomi di Eropa juga menambah kekhawatiran terhadap penurunan permintaan energi global. Aktivitas bisnis di zona euro mengalami kontraksi yang tidak terduga, terutama di sektor manufaktur yang terus melemah selama beberapa bulan terakhir. Data PMI (Purchasing Managers’ Index) menunjukkan bahwa sektor ini tetap berada di bawah garis ekspansi, yang mengindikasikan adanya penurunan aktivitas ekonomi.

Perlambatan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh Eropa dalam mengatasi berbagai masalah, mulai dari krisis energi hingga inflasi yang tinggi. Negara-negara Eropa, yang sebelumnya merupakan konsumen minyak mentah dalam jumlah besar, kini berupaya untuk mengurangi konsumsi energi guna mengatasi biaya yang semakin meningkat. Pengurangan permintaan dari Eropa ini turut menekan harga minyak global.

Ketidakpastian Geopolitik di Timur Tengah

Di samping faktor ekonomi, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menciptakan volatilitas di pasar minyak. Konflik yang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hizbullah telah meningkatkan kekhawatiran bahwa ketidakstabilan di kawasan tersebut dapat mengganggu pasokan minyak global.

Meskipun hingga saat ini belum ada gangguan yang signifikan terhadap produksi minyak di Timur Tengah, pasar tetap waspada terhadap potensi eskalasi konflik yang dapat mengganggu jalur pasokan minyak yang sangat penting, terutama melalui Selat Hormuz, yang merupakan salah satu jalur pengiriman minyak terbesar di dunia.

Pengaruh Cuaca Buruk di Teluk Meksiko

Selain faktor geopolitik, cuaca juga menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi produksi minyak. Cuaca buruk di Teluk Meksiko memaksa sejumlah perusahaan energi, termasuk raksasa energi Shell, untuk menutup sementara fasilitas produksinya. Meskipun penghentian ini bersifat sementara, hal tersebut memberikan dampak pada pasokan minyak mentah AS dan menambah tekanan pada harga.

Teluk Meksiko adalah wilayah yang memproduksi sekitar 17% dari total minyak mentah AS, sehingga gangguan di wilayah ini kerap kali berpengaruh langsung pada harga minyak global. Namun, dalam situasi kali ini, dampak dari gangguan tersebut tidak cukup besar untuk menahan laju penurunan harga yang disebabkan oleh kekhawatiran permintaan yang lebih besar.

Prediksi dan Prospek Harga Minyak

Melihat kondisi yang ada, para analis memprediksi bahwa harga minyak kemungkinan akan tetap berada dalam tekanan dalam beberapa minggu ke depan, kecuali ada perubahan signifikan pada faktor-faktor penentu seperti pemulihan ekonomi global atau gangguan pasokan minyak yang lebih serius. Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global menjadi sentimen dominan di pasar saat ini, yang memperkuat ekspektasi bahwa permintaan minyak akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Meski demikian, masih ada potensi rebound harga minyak jika ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah meningkat atau jika ada langkah-langkah lebih lanjut dari negara-negara produsen minyak untuk menyesuaikan produksi demi menjaga stabilitas harga.

Sumber: Trading Economics, ewfpro

Demo ewf

No Comments

Post a Comment