PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Lemahnya Permintaan Tetap Menjadi Fokus, WTI Naik dari Level Terendah Sejak Januari
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami peningkatan harga setelah mengalami penurunan selama empat sesi berturut-turut, mencapai level terendah sejak Januari 2024. Meskipun kenaikan ini memberikan sedikit optimisme, permintaan yang lemah tetap menjadi perhatian utama di pasar energi global. Terutama, ekonomi Tiongkok yang melambat, sebagai importir minyak terbesar dunia, memicu kekhawatiran lebih lanjut tentang prospek permintaan.
Kondisi ini diperparah dengan laporan dari Badan Informasi Energi (EIA) yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah AS sebesar 3,5 juta barel. Peningkatan ini sesuai dengan ekspektasi pasar, yang sebelumnya memperkirakan kenaikan sebesar 4,3 juta barel. Namun, meskipun ada kenaikan dalam persediaan, harga minyak WTI masih berhasil ditutup lebih tinggi, sebagian besar karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang terus berlangsung. Ketegangan ini, terutama konflik antara Israel dan Hamas, serta serangan yang dilakukan oleh militan Houthi di Laut Merah, memberikan dukungan terhadap harga minyak di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan.
Di sisi lain, struktur pasar menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Jangka waktu prompt timespread untuk WTI hanya turun 10 sen per barel, yang menunjukkan bahwa meskipun harga minyak untuk pengiriman jangka pendek lebih tinggi, kesenjangan ini menyempit dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di bulan Oktober. Ini mencerminkan meningkatnya sikap bearish di pasar, di mana sentimen negatif mulai mendominasi ekspektasi para pelaku pasar.
Secara keseluruhan, meskipun ada kenaikan harga minyak WTI baru-baru ini, prospek jangka panjang tetap suram. Permintaan global yang lemah, terutama dari Tiongkok, dan ketidakpastian terkait kondisi geopolitik, akan terus menjadi faktor kunci yang membentuk dinamika pasar minyak ke depan
Sumber: MT Newswires, ewfpro
No Comments