
PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Minyak Naik Setelah Penurunan Stok AS
Minyak mentah kembali naik setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut. Laporan industri menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun untuk minggu keempat secara berturut-turut, memberikan optimisme baru bagi pasar minyak.
Kenaikan harga minyak Brent di atas $81 per barel setelah sebelumnya turun hampir 5% selama tiga sesi sebelumnya. Sementara itu, minyak AS West Texas Intermediate juga mendekati $77. American Petroleum Institute melaporkan penurunan persediaan sebesar 3,86 juta barel, dengan penurunan juga terlihat di pusat Cushing, Oklahoma.
Jika angka ini dikonfirmasi oleh data resmi pada Rabu malam, ini akan menjadi penurunan keempat berturut-turut sejak September. Meskipun persediaan biasanya turun pada kuartal ketiga, kepemilikan saat ini berada di bawah rata-rata musiman lima tahun.
Kekhawatiran tentang permintaan yang lebih lemah di Tiongkok telah menjadi salah satu faktor penurunan harga minyak belakangan ini. Namun, harga minyak berjangka tetap lebih tinggi sepanjang tahun ini karena OPEC+ terus mengurangi produksi. Penghitungan oleh Bloomberg menunjukkan bahwa ekspor minyak Rusia telah turun ke level terendah sejak Desember.
Di sisi pasokan, serangkaian kebakaran hutan di Alberta, Kanada, mengancam hampir 10% produksi minyak di wilayah tersebut. Lebih dari 170 kebakaran telah terjadi, dengan lebih dari 50 di antaranya tidak terkendali.
Minyak Brent untuk pengiriman September naik 0,6% menjadi $81,47 per barel pada pukul 8:16 pagi waktu Singapura. Sementara minyak WTI untuk pengiriman September juga naik 0,6% menjadi $77,38 per barel.
Kesimpulan Minyak mengalami kenaikan setelah laporan menunjukkan penurunan stok AS untuk minggu keempat berturut-turut. Faktor-faktor eksternal seperti kekhawatiran tentang permintaan Tiongkok dan kebakaran hutan di Kanada masih berpotensi mempengaruhi harga minyak di masa depan. Meskipun demikian, pasar minyak masih optimis dengan prospek penurunan stok yang berkelanjutan dan upaya pengurangan produksi oleh OPEC+.
Sumber: Bloomberg, ewfpro
No Comments