PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Harga Emas Turun Hampir 1% Akibat Sikap Hawkish The Fed dan Penguatan Dolar AS
Harga emas mengalami penurunan signifikan hampir 1% pada perdagangan Kamis di sesi Amerika Utara, menyentuh angka $2.303 per ons. Penurunan ini dipicu oleh sikap hawkish Federal Reserve (The Fed) dan penguatan dolar AS. The Fed hanya memproyeksikan satu kali penurunan suku bunga pada tahun 2024, bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan tiga kali penurunan.
Pengaruh Sikap Hawkish The Fed
Dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) bulan Desember 2023, The Fed menyampaikan bahwa pelonggaran suku bunga hanya akan sebesar 25 basis poin (bps) menjelang akhir tahun. Namun, pasar yang memantau kontrak suku bunga dana Fed di Chicago Board of Trade mengincar pelonggaran sebesar 39 basis poin pada bulan Desember 2024. Ketidakpastian ini menambah tekanan pada harga emas.
Data Ekonomi AS yang Beragam
Data ekonomi AS yang beragam juga mempengaruhi pergerakan harga emas. Laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) menunjukkan bahwa harga yang dibayarkan oleh produsen lebih rendah dari perkiraan, sementara jumlah klaim pengangguran lebih tinggi dari ekspektasi. Meskipun angka-angka ini memberikan indikasi bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunganya, namun komentar dari Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa mereka kurang yakin terhadap inflasi untuk segera melakukan pemangkasan.
Powell juga menekankan bahwa laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS hanyalah satu laporan dan penting untuk melihat proses deflasi berkembang lebih lanjut sebelum membuat keputusan. Pernyataan ini memperkuat sikap hati-hati The Fed dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini.
Keputusan Bank Rakyat Tiongkok
Selain itu, penurunan harga emas juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) untuk menghentikan pembelian emas batangan selama 18 bulan. Kepemilikan emas PBOC tetap stabil di angka 72,80 juta troy ons pada bulan Mei 2024. Keputusan ini memberikan tekanan tambahan pada pasar emas global.
Pengaruh Imbal Hasil Obligasi Treasury AS
Penurunan harga emas juga beriringan dengan turunnya imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun sebesar tujuh bps, dari 4,310% menjadi 4,242%. Penurunan imbal hasil ini biasanya menjadi dorongan bagi logam non-yielding seperti emas, namun dalam situasi ini, faktor penguatan dolar dan kebijakan The Fed lebih dominan mempengaruhi pergerakan harga emas.
Prospek Jangka Pendek
Dengan latar belakang ini, prospek jangka pendek untuk emas masih dipenuhi ketidakpastian. Penguatan dolar AS cenderung merugikan harga emas karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Selain itu, sikap hawkish The Fed juga menambah tekanan pada harga emas, meskipun data ekonomi menunjukkan adanya ruang bagi potensi penurunan suku bunga di masa depan.
Pasar emas global terus memantau perkembangan kebijakan The Fed dan data ekonomi AS untuk menentukan arah pergerakan harga selanjutnya. Para investor juga mencermati langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral lainnya, seperti Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BOJ), yang dapat mempengaruhi dinamika pasar emas.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa faktor yang dapat mendukung kenaikan harga emas, seperti ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter yang longgar, namun tekanan dari penguatan dolar AS dan sikap hati-hati The Fed cenderung membatasi ruang bagi kenaikan harga emas dalam jangka pendek. Para investor perlu tetap waspada terhadap perubahan kebijakan dan data ekonomi yang dapat mempengaruhi pasar emas di masa mendatang.
Dengan demikian, emas tetap menjadi aset yang menarik bagi diversifikasi portofolio investasi, meskipun menghadapi tantangan dari kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang berubah-ubah. Perkembangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global juga dapat memberikan dorongan bagi permintaan emas sebagai aset safe haven. Oleh karena itu, para investor disarankan untuk terus memantau perkembangan pasar dan mengambil keputusan yang bijaksana berdasarkan analisis yang komprehensif.
Sumber: FXstreet, ewfpro
No Comments