PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Harga Minyak Menjelajah Ketidakpastian di Tengah Ketegangan di Timur Tengah dan Data Ekonomi
Harga minyak mendapati dirinya berada dalam keadaan keseimbangan yang berhati-hati saat pasar global dengan penuh antisipasi menantikan isyarat dari Timur Tengah dan data ekonomi penting. Di tengah ketegangan geopolitik dan indikator ekonomi yang akan datang, para pedagang berpegang teguh, dengan cermat menilai faktor-faktor yang dapat membentuk jalur harga minyak dalam jangka dekat.
Geopolitik Timur Tengah
Serangan terbaru yang dilakukan oleh pasukan AS dan Inggris di Timur Tengah telah meningkatkan antisipasi di kalangan pelaku pasar. Perhatian terutama difokuskan pada kemungkinan serangan balasan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran, dengan kekhawatiran yang meluas hingga konflik Israel-Hamas. Pengumuman oleh Kelompok Houthi untuk memperluas sasaran di Laut Merah, khususnya kapal-kapal AS, menambah kompleksitas pada situasi yang sudah tegang.
Ketakutan akan gangguan pasokan minyak di Timur Tengah menjadi poin kunci yang mendukung harga minyak dalam beberapa minggu terakhir. Secara khusus, operator pengiriman telah mengambil langkah pencegahan dengan menghindari Laut Merah dan Terusan Suez. Namun, pasar hanya melihat kenaikan terbatas karena kekhawatiran tetap ada terkait dengan pelemahan permintaan global, terutama di tengah kekhawatiran bahwa kondisi ekonomi dunia dapat memburuk lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Dinamika Produksi
Sementara faktor geopolitik memainkan peran signifikan, dinamika produksi juga berkontribusi pada lanskap pasar minyak yang rumit. Amerika Serikat, pemain utama dalam produksi minyak global, telah menyaksikan tingkat produksi tertinggi sepanjang masa. Selain itu, beberapa anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah meningkatkan produksinya. Faktor-faktor ini secara kolektif menunjukkan bahwa pasar minyak pada awal 2024 mungkin kurang ketat daripada yang awalnya diperkirakan.
Brent oil futures yang berakhir pada bulan Maret mengalami kenaikan 0,2% menjadi $78,28 per barel, sementara West Texas Intermediate crude futures mengalami penurunan marginal sebesar 0,1%, berada di posisi $72,64 per barel pada pukul 20:01 ET (01:01 GMT). Volume perdagangan, bagaimanapun, berada dalam kondisi sepi karena libur pasar AS, memberikan sedikit petunjuk bagi para pelaku pasar.
Data Ekonomi di Cakrawala
Selain faktor geopolitik, pasar menahan diri sambil menantikan serangkaian data ekonomi penting yang dijadwalkan untuk minggu ini. Data produk domestik bruto (PDB) China untuk kuartal keempat, yang akan diumumkan pada hari Rabu, memiliki arti penting. Harapannya adalah bahwa pertumbuhan ekonomi di negara pengimpor minyak terbesar di dunia ini dapat melampaui target tahunan pemerintah sebesar 5%. Namun, angka pertumbuhan yang lebih tinggi ini juga diperkirakan dipengaruhi oleh dasar yang lebih lemah untuk perbandingan pada tahun 2022.
Data produksi industri dan penjualan ritel China juga dijadwalkan pada hari Rabu. Di AS, data penjualan ritel dan produksi industri untuk bulan Desember juga dijadwalkan pada hari Rabu, dengan fokus pada setiap indikasi kekuatan pengeluaran ritel yang dapat memengaruhi pandangan inflasi.
Pengaruh Dolar
Ketidakpastian atas tingkat suku bunga AS tetap menjadi titik sengketa utama bagi pasar. Tanda-tanda terbaru ketahanan inflasi yang kuat memberikan sedikit insentif kepada Federal Reserve untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih awal. Kekuatan dolar AS akibat dari hal ini memberikan tekanan pada harga minyak. Pada minggu ini, perhatian pasar juga terarah pada pidato beberapa pejabat Federal Reserve, yang mendahului pertemuan bank sentral pada akhir Januari.
Saat minggu bergulir, para pedagang menjelajahi jaringan yang rumit antara perkembangan geopolitik dan rilis data ekonomi. Keseimbangan yang rapuh antara faktor-faktor ini membentuk pandangan terhadap harga minyak, menambah lapisan kompleksitas pada lingkungan pasar yang sudah dinamis.
Sumber: Investing
No Comments