PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Minyak Menuju Penurunan Mingguan karena Bank Sentral yang Hawish
Pasar minyak menghadapi penurunan mingguan pertama tahun ini akibat sentimen risk-off yang meluas, didorong oleh komentar hawkish dari Federal Reserve untuk menanggapi ketegangan di Timur Tengah.
Kondisi Pasar Minyak
Minyak Brent berada di dekat $87 per barel, mengalami penurunan setiap sesi minggu ini, meskipun terjadi serangan Iran terhadap Israel. Sementara itu, Minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di atas $82. Investor semakin khawatir dengan kemungkinan suku bunga AS tetap tinggi, dengan anggota The Fed menunjukkan bahwa kebijakan yang lebih longgar masih belum dipertimbangkan. Kondisi ini menguatkan dolar AS, yang menjadi hambatan bagi harga komoditas.
Ketegangan di Timur Tengah
Di Timur Tengah, retorika antara Iran dan Israel terus meningkat setelah serangan drone dan rudal dari Iran. Iran memperingatkan Israel untuk tidak menyerang fasilitas nuklirnya, dengan ancaman balasan jika situs nuklir tersebut diserang. AS telah meminta keduanya untuk menahan diri.
Faktor Pendukung Harga Minyak
Meskipun terjadi penurunan baru-baru ini, harga minyak tetap relatif tinggi sepanjang tahun ini. Kenaikan ini didorong oleh pengurangan pasokan OPEC+, risiko geopolitik di Timur Tengah dan Rusia, serta penurunan pengiriman dari Meksiko. Namun, tanda-tanda pelemahan mulai terlihat dengan stok minyak nasional AS yang mencapai level tertinggi dalam 10 bulan dan memburuknya pasar diesel global.
Penutup
Minyak Brent untuk penyelesaian bulan Juni turun 0,1% menjadi $87,03 per barel, sementara Minyak WTI untuk pengiriman Mei turun 0,1% menjadi $82,65 per barel. Sentimen risk-off yang dipicu oleh kebijakan hawkish dari Federal Reserve dan ketegangan di Timur Tengah mempengaruhi pasar minyak. Meskipun demikian, faktor-faktor seperti pengurangan pasokan dan risiko geopolitik tetap mempertahankan harga minyak pada level yang relatif tinggi.
Sumber: Bloomberg, ewfpro
No Comments