PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Dolar Menguat saat Data Inflasi AS Membebani Prospek Suku Bunga
Pada hari Jumat (15/3), dolar AS menguat dan siap untuk mengakhiri penurunan tiga minggu berturut-turutnya. Ini terjadi karena data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran tentang kapan dan seberapa besar Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunganya tahun ini.
Kondisi Pasar
Data pada hari Kamis menunjukkan indeks harga produsen AS untuk permintaan akhir naik 0,6% pada bulan Februari, melampaui kenaikan 0,3% yang diperkirakan para ekonom. Ini mengikuti angka pada hari Selasa yang menunjukkan kenaikan harga konsumen yang kuat untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Februari.
Pertemuan Federal Reserve
Bank sentral AS akan mengadakan pertemuan minggu depan. Meskipun pasar tidak memperkirakan adanya perubahan suku bunga, investor akan mencermati proyeksi ekonomi dan komentar dari Ketua Fed Jerome Powell.
Pergerakan Dolar
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, naik 0,058% menjadi 103,44. Ini adalah kenaikan pertama dalam empat minggu, dengan indeks berada di jalur kenaikan 0,7% untuk minggu ini.
Pergerakan Mata Uang Lainnya
Euro turun 0,04% menjadi $1,0877, sementara sterling turun 0,10% menjadi $1,2738. Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun 1,4 basis poin menjadi 4,284% di jam Asia, setelah naik sebanyak 10,6 basis poin pada hari Kamis.
Mata Uang Lainnya
Yen Jepang sedikit lebih lemah pada 148,49 per dolar dan berada di jalur penurunan mingguan hampir 1%. Dolar Australia turun 0,18% menjadi $0,657, sedangkan dolar Selandia Baru turun 0,39% menjadi $0,611.
Kesimpulan
Dolar AS mengalami penguatan sebagai respons terhadap data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, memunculkan kekhawatiran tentang kebijakan suku bunga Federal Reserve. Meskipun tidak ada perubahan yang diantisipasi dalam pertemuan mendatang, investor tetap memperhatikan komentar dan proyeksi dari bank sentral AS.
Sumber: Reuters, ewfpro
No Comments