PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Harga Minyak Menavigasi Ketidakpastian: Rumor Gencatan Senjata dan Spekulasi Pemotongan Suku Bunga
Harga minyak mengalami kenaikan sedikit dalam perdagangan Asia pada hari Senin, berusaha pulih dari kerugian signifikan selama minggu sebelumnya. Pasar ditandai oleh sentimen berhati-hati, dengan perhatian terbagi antara ketegangan geopolitik dan spekulasi seputar pemotongan suku bunga AS.
Spekulasi Gencatan Senjata Mempengaruhi Pasar Minyak
Rumor tentang potensi gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas memberikan dampak yang cukup terlihat pada harga minyak selama minggu lalu. Antisipasi gencatan senjata awalnya menyebabkan penurunan harga minyak karena pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan minyak global. Namun, akhir pekan berlalu tanpa adanya gencatan senjata, dan bentrokan antara pasukan Israel dan Hamas terus berlanjut. Selain itu, ketegangan di Laut Merah antara pasukan yang dipimpin oleh AS dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran tetap berlangsung, sementara yang terakhir mengancam melakukan serangan lebih lanjut terhadap kapal di wilayah tersebut.
Dalam konteks ini, kontrak berjangka minyak Brent yang berakhir pada April naik 0,4% menjadi $77,61 per barel, sementara kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate mengalami kenaikan 0,3% menjadi $72,53 per barel pada pukul 21:03 ET (02:03 GMT). Kedua kontrak mengalami kerugian lebih dari 7% masing-masing pada minggu sebelumnya.
Kekuatan Dolar dan Komentar Powell Menekan Harga
Kekuatan dolar AS memainkan peran signifikan dalam menekan harga minyak. Dolar menunjukkan ketahanan, mendapatkan momentum setelah kinerja yang baik pada Jumat. Data nonfarm payrolls menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS lebih kuat dari yang diperkirakan, memberikan Ruang lebih banyak bagi Federal Reserve untuk menjaga suku bunga lebih tinggi.
Ketua Fed, Jerome Powell, dalam wawancara dengan CBS, mengulangi sikap bank sentral untuk menghindari pemotongan suku bunga yang segera. Powell menekankan perlunya tanda-tanda yang lebih jelas dari penurunan inflasi dan pasar tenaga kerja yang melambat sebelum mempertimbangkan penyesuaian kebijakan apa pun. Prospek suku bunga yang lebih tinggi di AS menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan penurunan permintaan minyak global dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, Powell juga menyoroti kekuatan ekonomi AS dan menyatakan optimisme tentang menghindari resesi. Pandangan positif ini berpotensi baik untuk permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia, terutama jika suku bunga mulai menurun nanti tahun ini. Namun, dalam jangka pendek, permintaan bahan bakar di AS diharapkan tetap tertekan oleh kondisi cuaca buruk di seluruh negeri.
Keprihatinan Ekonomi Global dan Dampak dari China
Di luar AS, keprihatinan ekonomi global memainkan peran dalam memengaruhi harga minyak. Survei pribadi dari China menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa tumbuh lebih rendah dari yang diperkirakan pada bulan Januari, menyusul data indeks manajer pembelian resmi yang lemah minggu sebelumnya. Hal ini menimbulkan keprihatinan tambahan terhadap pemulihan ekonomi yang lambat di negara pengimpor minyak terbesar di dunia.
Data inflasi dari China untuk Januari, yang dijadwalkan akan dirilis akhir pekan ini, akan closely watched. Rilis ini bersamaan dengan awal liburan seminggu di negara itu untuk perayaan Tahun Baru Imlek, menambah ketidakpastian di pasar.
Kesimpulan: Menavigasi Lanskap yang Rumit
Saat harga minyak berusaha pulih dari kerugian minggu sebelumnya, pasar tetap sensitif terhadap permainan kompleks dari faktor-faktor tersebut. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, arah suku bunga AS, dan indikator ekonomi global, khususnya dari China, berkontribusi pada ketidakpastian. Para pedagang dan investor akan memantau perkembangan di area ini secara cermat untuk mendapatkan wawasan tentang arah masa depan harga minyak.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak merupakan saran keuangan. Investor disarankan untuk melakukan riset mereka sendiri dan mempertimbangkan keadaan keuangan individual mereka sebelum membuat keputusan investasi apa pun.
Sumber: Investing
No Comments