PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Dolar Terpuruk Saat Pedagang Antisipasi Potongan Suku Bunga AS Tahun Depan
Perhatian
Di dunia keuangan yang selalu berkembang, dolar AS mendapati dirinya berjuang dengan ketidakpastian saat para pedagang dengan cermat mengamati potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun mendatang. Mata uang hijau ini tetap mengalami penurunan tajam pada Kamis (28/12), membuka jalan bagi penurunan tahunan setelah dua tahun kenaikan yang kuat. Antisipasi pemotongan suku bunga Federal Reserve memiliki pegangan yang kuat di pasar.
Saat kita mendekati akhir tahun, likuiditas tipis dan pergerakan terbatas diperkirakan akan berlangsung hingga Tahun Baru. Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar mata uang AS terhadap enam mata uang pesaingnya, telah jatuh ke level terendah baru dalam lima bulan di 100,81. Indeks ini mengalami penurunan 0,5% pada hari Rabu, menandai penurunan sebesar 2,6% sepanjang tahun ini, menghentikan secara tiba-tiba kenaikan kuat selama dua tahun berturut-turut.
Minat
Fokus investor tetap tertuju pada waktu pemotongan suku bunga Federal Reserve. Ekspektasi pasar, sebagaimana yang ditunjukkan oleh alat CME FedWatch, menunjukkan probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 89% pada bulan Maret 2024. Kontrak berjangka menyiratkan pelonggaran sebanyak 158 basis poin oleh Federal Reserve pada tahun mendatang.
Sementara dolar berhadapan dengan tantangan, euro berhasil mendapatkan keuntungan, naik 0,09% menjadi $1,1113, tepat di bawah puncak lima bulan di $1.1122 yang dicapai pada hari Rabu. Mata uang tunggal ini menuju kenaikan tahunan sebesar 3,7%, menandai kinerja terkuatnya sejak tahun 2020. Sementara itu, poundsterling berada di $1,2813, mencapai level tertinggi sejak 10 Agustus. Poundsterling menuju kenaikan 6% sepanjang tahun ini, menunjukkan kinerja terkuatnya sejak tahun 2017.
Investor memperkirakan Bank of England mungkin tidak akan seambis The Federal Reserve dan ECB dalam menurunkan suku bunga, terutama mengingat inflasi yang terus meningkat di Inggris. Hal ini telah memperlebar kesenjangan antara imbal hasil obligasi Inggris dan imbal hasil obligasi AS dan Eropa, membuat poundsterling terlihat lebih menarik dan meningkatkan nilai tukarnya.
Keinginan
Di sisi lain, yen Jepang menguat sebesar 0,23% menjadi 141,50 per dolar, mendekati level tertinggi lima bulan di 140,95 yang dicapai awal bulan ini. Mata uang Asia secara keseluruhan naik sebesar 4% terhadap dolar pada bulan Desember, menandai kenaikan bulan kedua berturut-turut, didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Bank of Japan akan segera menjauh dari kebijakan moneter ultra-longgarnya.
Spekulasi tentang penurunan suku bunga juga telah mendorong mata uang berisiko lebih tinggi, dengan dolar Australia dan dolar Selandia Baru mencapai puncak baru dalam lima bulan. Aussie terakhir naik 0,26% menjadi $0,6865, sementara Kiwi berada di $0,6360, naik 0,3%. Hal ini menandai dinamika yang berubah dalam lanskap mata uang global.
Sumber: Reuters, ewfpro
No Comments