PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Dolar Melemah Setelah Fed Memberi Sinyal Penurunan Suku Bunga Tahun Depan
Proyeksi Ekonomi Federal Reserve
Federal Reserve, dipimpin oleh Ketua Jerome Powell, memberikan sinyal perubahan dalam kebijakan moneter selama pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari Rabu. Powell menyarankan bahwa perketatan kebijakan moneter bersejarah kemungkinan besar akan berakhir, dan diskusi mengenai pemotongan suku bunga akan dipertimbangkan dengan hati-hati. Para pengambil kebijakan hampir sepakat dalam memproyeksikan penurunan biaya pinjaman pada tahun 2024.
Berita dari pertemuan FOMC diperkirakan akan melampaui data ekonomi yang akan datang, memberikan ruang bagi “potensi penurunan lebih lanjut untuk dolar AS,” tambah Powell. Indeks Dolar AS, yang mengukur kinerja dolar terhadap sekelompok mata uang, terakhir berada di 102,87, turun dari 102,77 pada hari sebelumnya.
Reaksi Pasar dan Proyeksi
Sebagai respons, Euro dan Yen Jepang melonjak, dengan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) bersiap mengumumkan keputusan kebijakannya dalam beberapa hari mendatang. Perkiraan pasar sekarang menilai kemungkinan sekitar 75% penurunan suku bunga pada bulan Maret, naik dari 54% minggu sebelumnya, menurut CME FedWatch.
Meskipun rilis data ekonomi baru-baru ini telah memperkuat harapan untuk pendaratan lunak ekonomi AS, Powell menekankan kemungkinan tindakan lebih lanjut jika diperlukan, menyatakan bahwa “perekonomian telah mengejutkan para ekonom.”
Perubahan Fokus Pasar
Perhatian pasar kini beralih ke serangkaian keputusan bank sentral, termasuk ECB, Bank of England (BoE), Norges Bank, dan Swiss National Bank (SNB). ECB, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, akan menarik perhatian lebih besar pada perkiraan PDB dan inflasi. Taylor Nugent, Ekonom Senior di National Australia Bank, mencatat bahwa akan ada minat khusus pada apakah Presiden ECB Christine Lagarde menentang perkiraan pemotongan suku bunga, dengan potensi pemotongan sebesar 100 basis poin diperkirakan pada bulan September.
Euro tetap sebagian besar datar di $1,0882, sementara Poundsterling diperdagangkan pada $1,2623.
Dampak Global dan Potensi Perubahan Kebijakan
Di wilayah lain, Yen Jepang menguat secara signifikan menjadi sekitar 142,80 yen per dolar menyusul penurunan semalam dari dolar AS. Harapan bahwa Bank of Japan (BOJ) mungkin mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada pertemuan kebijakan moneternya pada 18-19 Desember menyebabkan lonjakan mata uang Jepang minggu lalu. Namun, harapan ini sebagian besar mereda setelah Bloomberg melaporkan pada hari Senin bahwa pejabat BOJ melihat sedikit kebutuhan untuk terburu-buru.
Tekanan akan berada pada Gubernur BOJ Kazuo Ueda minggu depan, karena diperkirakan akan menjaga prospek keluar dari BOJ tetap hidup sambil mengurangi antisipasi tindakan yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Outlook Pasar dan Pengembangan Lanjutan
Sementara para pedagang menanti kejelasan lebih lanjut dari bank sentral di seluruh dunia, pasar valuta asing tetap dinamis. Sikap Bank of Japan dan kemungkinan Swiss National Bank untuk menarik dukungannya terhadap Franc Swiss menambah lapisan kompleksitas pada lanskap pasar saat ini.
Secara keseluruhan, sinyal terbaru dari Federal Reserve yang menunjukkan potensi pergeseran menuju pemotongan suku bunga pada tahun 2024 telah menetapkan panggung untuk pergerakan pasar yang signifikan. Saat bank sentral global bersiap mengumumkan keputusan kebijakan mereka, para pedagang dan investor dengan cermat memperhatikan isyarat yang dapat membentuk pasar mata uang dalam beberapa bulan mendatang.
Sumber: Reuters, ewfpro
No Comments