PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Emas Menghadapi Penurunan Mingguan Setelah Penurunan Cepat dari Rekor Tertinggi
Dalam lanskap dinamis pasar logam mulia, emas sedang berjuang dengan narasi yang menantang, ditandai dengan penurunan yang tak henti-hentinya. Pada hari Kamis (7/12), harga emas di Amerika Serikat mencatat penurunan mingguan pertamanya dalam empat minggu, turun di bawah ambang batas $2.000 per ons setelah mundurnya cepat dari rekor tertingginya pada hari Senin. Penurunan ini didorong oleh tanda-tanda bahwa investor mungkin terlalu optimis tentang waktu pemotongan suku bunga AS.
Antisipasi Sebelum NFP:
Emas batangan mengalami kenaikan sedikit pada Jumat (8/12) menjelang data non-farm payrolls (NFP) AS yang penting, yang diharapkan memainkan peran sentral dalam membentuk kebijakan moneter. Pedagang swap memperkirakan kemungkinan sebesar 56% bahwa Federal Reserve akan memangkas biaya pinjaman pada bulan Maret, dengan suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif bagi logam tersebut, yang tidak menawarkan bunga apa pun.
Meskipun terjadi penurunan mingguan, emas masih naik sekitar 12% sejak awal Oktober. Kenaikan ini diperkuat oleh pembelian bank sentral, kekhawatiran tentang potensi resesi AS, pertumbuhan yang mengecewakan di Tiongkok, pelemahan dolar, dan ketidakpastian geopolitik.
Angka Pasar:
- Harga emas di pasar spot turun 2% untuk minggu ini, setelah naik tipis 0,2% menjadi $2.031,53 per ons pada pukul 9 pagi waktu Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1%. Perak mengalami penurunan hampir 7% minggu ini, yang merupakan penurunan terbesar sejak Juni. Sementara itu, platinum dan paladium menguat pada hari Jumat. (Sumber: Bloomberg)
Komentar Analis:
Penurunan mingguan yang berkelanjutan dalam emas menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor mendasar yang menyumbang pada kemerosotan yang berkepanjangan ini. Meskipun upaya bersama negara-negara produsen minyak utama dalam aliansi OPEC+ dilakukan, pasar tampaknya harus berhadapan dengan permainan dinamika produksi global dan tantangan permintaan yang bersifat lokal.
Trend bearish ini lebih lanjut diperparah oleh kekhawatiran mengenai lintasan produksi dan konsumsi AS. Kekhawatiran ini, seperti yang diungkapkan oleh Fraser, telah melampaui ketegangan geopolitik dan inisiatif OPEC+ yang sedang berlangsung untuk menstabilkan harga. Divergensi antara faktor global dan hambatan domestik membentuk narasi pasar emas.
Menghadapi Masa Depan:
Saat pasar emas menavigasi medan yang menantang ini, para peserta industri harus tetap waspada terhadap dinamika yang terungkap. Tarian halus antara kapasitas produksi, fluktuasi permintaan, dan peristiwa geopolitik memerlukan pemahaman yang matang untuk pengambilan keputusan yang terinformasi.
Trajectory harga emas ke depan kemungkinan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keputusan OPEC+, perkembangan geopolitik, dan perubahan lanskap permintaan global. Investor dan trader harus siap untuk volatilitas berkelanjutan dan mempertimbangkan mengadopsi strategi yang adaptif untuk menavigasi ketidakpastian inheren dalam pasar emas yang selalu dinamis.
Kesimpulan:
Sesi berjangka emas yang tidak menguntungkan yang keenam berturut-turut memerlukan refleksi mendalam tentang faktor-faktor kompleks yang membentuk pasar energi. Sementara ketegangan geopolitik dan inisiatif OPEC+ tetap menjadi bagian integral dari diskusi ini, pengaruh utama dinamika produksi dan permintaan AS tidak dapat diabaikan.
Dalam lanskap di mana faktor-faktor global dan lokal saling berpotongan, para pemangku kepentingan di sektor energi harus tetap menyesuaikan diri dengan tren yang berkembang. Saat industri berhadapan dengan kompleksitas pasokan dan permintaan, fleksibilitas dan pengambilan keputusan strategis akan menjadi kunci untuk menavigasi tantangan dan menemukan peluang dalam pasar emas yang selalu dinamis.
Sumber: Bloomberg, ewfpro
No Comments