PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Minyak Anjlok ke Bear Market Saat Pasokan yang Kuat Menekan OPEC+
Pendahuluan
Dalam dunia pasar energi yang dinamis, pekan yang berakhir pada 17 November 2023, menyaksikan penurunan signifikan dalam harga minyak, dengan minyak mentah masuk ke dalam pasar bear. Penurunan ini terjadi akibat indikasi pasokan yang kuat dan peningkatan stok, memberikan tekanan pada upaya bersama pemimpin OPEC+, terutama Arab Saudi dan Rusia, untuk mengendalikan penurunan.
Gambaran Pasar
Tren Bearish
Kekalahan mingguan keempat berturut-turut dalam harga minyak menandai sentimen bearish, karena tanda-tanda pasokan yang mencukupi dan peningkatan stok melawan upaya negara-negara OPEC+. West Texas Intermediate (WTI) saat ini berada di sekitar $73 per barel, mencerminkan penurunan lebih dari 20% dari puncaknya pada bulan September. Brent oil, sebagai patokan global, juga mengalami penurunan signifikan sebesar 5% pada hari Kamis.
Dinamika Pasokan
Penurunan yang berkepanjangan, yang terpanjang sejak Mei, tetap berlanjut meskipun pemotongan pasokan secara kolektif dan sukarela oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Inisiatif ini bertujuan untuk menstabilkan pasar dan mendukung harga. Namun, lonjakan terbaru dalam stok minyak mentah AS, yang kemungkinan diperkuat oleh program penjualan otomatis, turut berkontribusi pada tren penurunan ini.
Faktor Geopolitik
Berbeda dengan ekspektasi, kekhawatiran tentang eskalasi konflik antara Israel dan Hamas yang dapat membahayakan pasokan dari Timur Tengah belum terwujud. Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung gagal menyeimbangkan dampak meningkatnya stok minyak mentah.
Faktor Pengaruh
Pertumbuhan Produksi
Pada awal pekan ini, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa pertumbuhan produksi berarti pasar global tidak akan seketat yang diperkirakan pada kuartal ini, sehingga menambah tekanan pada OPEC+ menjelang pertemuan kebijakan pasokan mereka yang dijadwalkan pada 26 November.
Tingkat Harga
WTI untuk pengiriman Desember mengalami kenaikan sebesar 0,3%, mencapai $73,10 per barel pada pukul 7:45 pagi di Singapura. Penutupan hari Kamis menandai level terendah WTI sejak Juli. Sementara itu, Brent untuk pengiriman Januari mengalami penurunan yang lebih signifikan, turun 4,6% menjadi $77,42 per barel pada hari Kamis.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, pasar minyak sedang menjalani tantangan serius karena menghadapi surplus pasokan, peningkatan stok, dan ketidakpastian geopolitik. Aliansi OPEC+ menghadapi saat krusial dalam pertemuan mendatang, di mana keputusan tentang kebijakan pasokan akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak. Sementara dinamika pasar terus berkembang, investor dan pengamat industri dengan cermat menantikan hasil-hasil dari perundingan tersebut.
Sumber: Bloomberg, ewfpro
No Comments