PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Minyak Kembali Menurun Setelah Lonjakan Terbesar dalam Enam Bulan Akibat Ketegangan di Timur Tengah
Dalam peristiwa yang penuh gejolak, pasar minyak mengalami lonjakan terbesar dalam enam bulan, hanya untuk mengurangi kenaikan ketika ketegangan di Timur Tengah meningkat. Situasi ini dimulai ketika Israel mengumumkan pembalasan atas serangan kelompok militan Hamas pada akhir pekan. Menurut pejabat Israel, pembalasan ini “baru saja dimulai,” meningkatkan prospek ketidakstabilan baru di wilayah tersebut.
Perjalanan Volatil Minyak
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar 0,3% setelah melonjak tajam sebesar 4,3% pada hari Senin. Kenaikan tiba-tiba ini adalah respons langsung terhadap pecahnya konflik pada hari Sabtu. Konfrontasi yang baru ini memiliki dampak luas di seluruh wilayah. Israel, sebagai respons terhadap serangan Hamas, memobilisasi lebih dari 300.000 tentara cadangan, tindakan terbesar yang pernah dilakukan oleh Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas menyatakan niatnya untuk “mengubah Timur Tengah,” sementara Hamas mengancam akan menjalankan penyanderaan.
Konflik ini telah memperkenalkan tingkat volatilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar minyak. Dalam sebulan terakhir, harga minyak telah mengalami pergerakan yang signifikan karena kekhawatiran ekonomi mempengaruhi reli yang didukung oleh pemotongan pasokan oleh Arab Saudi dan Rusia.
Dampak Global
Meskipun peran Israel dalam pasokan minyak global relatif terbatas, konflik yang sedang berlangsung memiliki potensi untuk melibatkan tidak hanya Amerika Serikat tetapi juga Iran. Retaliasi terhadap Tehran, yang mendukung Hamas, dapat membahayakan lintasan kapal melalui Selat Hormuz. Saluran vital ini mengangkut sebagian besar minyak mentah dunia dan sebelumnya telah diancam ditutup oleh pemerintah Iran. Penting untuk dicatat bahwa Iran membantah keterlibatan dalam serangan baru-baru ini.
WTI untuk pengiriman November mengalami penurunan sebesar 0,3%, mencapai $86,10 per barel pada pukul 09:44 pagi di Singapura, sedangkan Brent untuk penyelesaian Desember turun sebesar 0,2% menjadi $87,94 per barel.
Gambaran Besar
Eskalasi tiba-tiba dalam ketegangan di Timur Tengah menjadi pengingat tajam akan keseimbangan rapuh yang ada di pasar minyak global. Meskipun upaya negara-negara produsen minyak kunci untuk menstabilkan harga melalui pemotongan pasokan, konflik geopolitik masih dapat mengirimkan guncangan melalui industri ini.
Investor dan pengamat pasar minyak dengan cermat memantau situasi ini, karena eskalasi lebih lanjut dapat memiliki dampak signifikan pada harga energi dan stabilitas ekonomi global. Timur Tengah telah lama menjadi wilayah yang rentan terhadap volatilitas, dan peristiwa baru-baru ini semakin menekankan pentingnya diversifikasi sumber energi dan pengembangan strategi keamanan energi yang kuat.
Saat kita terus memantau perkembangan di Timur Tengah, menjadi jelas bahwa pasar minyak tetap rentan terhadap guncangan geopolitik. Di dunia yang saling terhubung, di mana keamanan energi adalah hal utama, menemukan solusi yang berkelanjutan dan tahan terhadap tantangan untuk memenuhi permintaan energi global menjadi semakin penting.
Sumber: Bloomberg, ewfpro
No Comments