PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta – Minyak Bersiap untuk Kerugian Mingguan karena Kebijakan Hawkish Fed
Sebagai pecinta berbagai komoditas, minyak telah menjadi pusat perbincangan dan spekulasi. Saat kita mendekati akhir minggu perdagangan, pasar minyak menghadapi lanskap yang menantang, dengan sejumlah faktor yang memengaruhi jalannya. Dalam edisi Berita Portal Ekuitas Dunia pekan ini, kita akan membahas dinamika yang memengaruhi harga minyak dan bagaimana mereka akan mengalami kerugian mingguan.
Kebijakan Hawkish Fed Menciptakan Bayangan
Minggu ini dimulai dengan kejutan ketika Federal Reserve mengirim gelombang ke pasar keuangan. Sikap hawkish mereka terhadap suku bunga telah meninggalkan dampaknya pada harga minyak. Sikap Federal Reserve yang mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut telah memberikan efek mendalam pada minat terhadap aset berisiko, termasuk minyak. Akibatnya, harga minyak kesulitan untuk mempertahankan momentum kenaikannya.
Pada Jumat, 22 September 2023, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di sekitar $90 per barel, menandai penurunan sebesar 1% selama satu minggu. Indikasi Federal Reserve bahwa biaya pinjaman mungkin akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama telah memperkuat dolar AS, mengurangi daya tarik komoditas. Selain itu, faktor teknis telah menunjukkan bahwa harga minyak telah mencapai tingkat yang berlebihan.
Ketegangan di Pasar Fisik Masih Ada
Namun, cerita ini tidak hanya ditentukan oleh kebijakan moneter. Perkembangan geopolitik dan dinamika pasar fisik terus memainkan peran penting dalam pergerakan harga minyak. Pada minggu ini, pengumuman Rusia mengenai larangan sementara ekspor bensin dan solar telah mengirim harga bahan bakar melonjak. Selain itu, inventaris minyak mentah AS mengalami penurunan lain, dan kontrak berjangka minyak yang berlawanan mencerminkan persaingan sengit untuk pasokan jangka pendek.
Latar belakang harga minyak telah menjadi kuat dalam beberapa kuartal terakhir, didorong oleh upaya bersama dari negara-negara produsen minyak utama. Baik Arab Saudi maupun Rusia telah memperpanjang pemangkasan produksi mereka hingga akhir tahun. Selain itu, prospek permintaan telah membaik, dengan pengolah minyak di Tiongkok, pembeli minyak terbesar di dunia, meningkatkan pemrosesan minyak mentah ke rekor tertinggi. Latar belakang optimis ini telah mendorong perusahaan raksasa seperti Chevron Corp. dan Goldman Sachs Group Inc. untuk memprediksi kembalinya harga minyak ke level $100.
Angka Pasar Saat Ini
Pada pukul 8:01 pagi waktu Singapura, harga minyak WTI untuk pengiriman bulan November naik 0,1% menjadi $89,74 per barel, sementara minyak Brent untuk penyelesaian bulan November menambah 0,1% menjadi $93,37 per barel.
Sumber: Bloomberg
No Comments